Bank Indonesia mencatat bahwa, pada bulan November, dana pihak ketiga (DPK) mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Satu-satunya komponen yang tumbuh terjadi di pertukaran mata uang.

Total simpanan pada bulan November mencapai Rp 5.405,4 miliar, dengan pertumbuhan 7,0% (tahun). Sementara pada Oktober 2018 dana digalang dengan nilai Rp 5.387,9 miliar dengan pertumbuhan 7,3% (tahun).

BI mengatakan bahwa kebijakan tahun ini pro-stabilitas. Sementara setiap komponen, pertama, giro pada November 2018 mencapai Rp 1.268,7 miliar, dengan pertumbuhan 11,9% (tahun). Stabil dibandingkan Oktober 2018 seharga Rp 1.241,3 miliar dengan pertumbuhan 9,0% (tahun).

Sementara pertumbuhan tabungan hanya 7,9% dengan dana yang dihimpun Rp1760,8 miliar. Ini anjlok dibandingkan dengan Oktober, yang tumbuh 10,1% (year-on-year) dengan dana Rp. 1.754,6 miliar.

Hal yang sama terjadi pada komponen deposito berjangka, yang hanya tumbuh 4,0% (tahun) dengan dana yang dihimpun Rp 2.376,9 miliar, melambat dibandingkan Oktober 2018 dengan dana Rp 2.392,0 miliar dan pertumbuhan 4,5% (year-on-year) .

“Sepanjang 2018, simpanan mata uang asing kami meningkat karena pertumbuhan simpanan berjangka yang tumbuh sebesar 17% (ytd) hingga November 2018,” kata Direktur Perbendaharaan dan Perbankan Internasional di PT Bank Negara. Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rico Rizal Budidarmo di Kontan.co. pada, Selasa (1/8).