Sembilan tahun lalu, Ruswanto menjadi satu  dari sekian banyak orang yang memetik keuntungan dari meroketnya harga tanaman Jenmanii dan Gelombang Cinta. Dia meraup omset mencapai ratusan juta dan memutar balik hidupnya dari seorang pensiunan menjadi seorang pebisnis tanaman hias.

Bermodal uang pesangon dari perusahaan tempatnya bekerja, mantan karyawan di sebuah televisi swasta nasional ini itu dari  petani lokal. Dia berburu ke beberapa daerah untuk membeli Gelombang Cinta dengan harga rendah lalu menjualnya pada pembeli yang bersedia membayar dengan harga tinggi. Dari penjualan tanaman tersebut, Ruswanto meraih omzet hingga Rp 400 juta.  Padahal modal awalnya tak sampai seperempat dari  omzet. “Mungkin modal awalnya hanya sekitar Rp 50 juta,” katanya. Ketika  demam Gelombang Cinta berakhir, Ruswanto terlanjur menikmati bisnis tanaman. Dengan uang hasil penjualan Gelombang Cinta, dia membeli tanah seluas 3 ribu  meter persegi dan  mendirikan Taman Alam Raya. Produknya diperbanyak dan divariasi, tak sekedar tanaman yang sedang booming saja, melainkan tanaman yang  sekiranya dibutuhkan masyarakat. Dia juga menyediakan berbagai keperluan untuk taman seperti pot,  patung dan  lain sebagainya. Target pasarnya diperluas.

Tak hanya menyasar penikmat tanaman melainkan juga instansi, pengembang perumahan dan pabrik yang  membutuhkan tanaman untuk mengisi taman di kompleknya. Untuk menarik pembeli, Ruswanto memilih menjual tanaman yang  berbeda dari pesaingnya. Tak tanggung- tanggung, dia kerap berburu tanaman hingga ke Jakarta dan Medan, demi  mendapat tanaman yang  tidak dikembari penjual tanaman lain di Solo. “Saya tetap sediakan tanaman lokal yang  saya beli dari  petani di Kopeng dan  Bandungan, karena tanaman jenis  ini ada peminatnya sendiri. Kalau tanaman dari luar  kota,  cenderung beda dan minimalis. Tipe seperti ini banyak disukai instansi dan  pengembang perumahan,” katanya

Ruswanto menyadari bahwa usahanya sangat bergantung pada cuaca. Agar tidak rugi,  Ruswanto selektif memilih tanaman yang akan dijualnya. “Tanaman harus kuat dan  tahan cuaca. Jadi jika musim hujan datang, tidak banyak yang  mati,” ujarnya.

Untuk memperbesar usahanya, Ruswanto mengajukan bantuan modal di BPR Weleri Makmur. Meski  baru pertama kali bersentuhan dengan BPR Weleri Makmur, namun Ruswanto sudah terkesan dengan pelayanannya yang  cepat dan  komunikatif. “Tidak susah. Petugasnya cepat dan  komunikatif. Mudah- mudahan usaha saya lancar sehingga kerjasama ini berlanjut sampai nanti,” harapnya. [Red]