50
Edisi 5 | Apr 2015
dahulu kala. Oleh warga, mata air ini
sering dijadikan tempat beraktivitas
seperti mandi maupun mencuci baju.
Bahkan, Umbul Ponggok dulunya
adalah lahan budidaya lumut untuk
pakan ikan yang dibudidayakan di
Minapolitan Ponggok. Minapolitan
adalah sebutan untuk kawasan ini
lantaran hampir seluruh warga desa
Ponggok mengandalkan kegiatan
budidaya ikan, terutama ikan nila,
sebagai matapencaharian.
Sejak tahun 2009, Umbul Ponggok
mulai dikelola secara serius oleh
BUMD Tirta Mandiri, dan beralih
fungsi dari kolam budidaya lumut
menjadi obyek wisata air. Setahun
kemudian, sekelompok mahasiswa
UGM yang melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di desa ini mengusulkan
agar Umbul Ponggok dijadikan
obyek wisata memberi makan ikan
(
snorkling
) dan menyelam (
diving
).
“Atas masukan tersebut, ratusan
ikan seperti koi, ombro, nila merah,
nila hitam, dan berbagai ikan hias
lainnya dilepaskan di umbul ini
untuk menjadi daya tarik wisata
sekaligus membersihkan lumut yang
masih tersisa di dalam kolam,” kata
Suwito saat ditemui tim WMagz, awal
Februari lalu.
Biaya Sewa Terjangkau
Keberadaan Umbul Ponggok sebagai
obyek wisata baru di Kabupaten
Klaten disambut baik oleh
masyarakat. Terbukti dari semakin
banyaknya pengunjung yang
memadati Umbul Ponggok, baik
di hari kerja maupun hari libur.
Suwito mengatakan, di hari
kerja biasanya Umbul Ponggok
dikunjungi sekitar 500 wisatawan.
“Sedangkan hari Sabtu, Minggu dan
hari libur lainnya, jumlah pengunjung
bisa mencapai 3 ribu orang per hari,”
katanya.
Untuk memfasilitasi para pengunjung,
pihak pengelola menyediakan
berbagai perlengkapan snorkling,
scuba diving
, dan kamera underwater
yang dapat disewa dengan harga
terjangkau. Satu set perlengkapan
snorkling
, yang terdiri dari kaca mata
snorkle
, pelampung dan
fin
(ekor
katak), dapat disewa pengunjung
hanya dengan membayar Rp.
20 ribu saja. Adapun biaya sewa
perlengkapan
scuba diving
adalah
Rp. 200 ribu, sudah termasuk biaya
pendamping dan fasilitas kamera
underwater
.
Jika ingin menyewa kamera
underwater
saja, harga sewanya
pun cukup murah, yakni hanya Rp.
60 ribu per 30 menit atau Rp. 100
ribu per satu jam, sudah termasuk
operator kamera. “Pengunjung
bisa mengoperasikan kamera
underwater
sendiri, tapi kami
sarankan menggunakan jasa operator
kamera yang sudah kami sediakan,
karena mereka sudah terlatih untuk
menyelam dan mengambil foto di
dalam
air.
Operator juga tahu spot mana saja di
sini yang bagus untuk berfoto,” terang
Suwito.
Setelah puas berenang dan
menyelam ke dasar mata air bersama
ikan-ikan yang cantik, pengunjung
dapat mengisi perut di jajaran resto
mini di sekitar umbul. Pengunjung
juga dapat memanfaatkan fasilitas
WiFi gratis yang disediakan pengelola
untuk mengunggah foto-foto hasil
jepretannya ke akun media sosial.
Dalam waktu dekat, Suwito
mengatakan, pihaknya akan
menambah jumlah fasilitas untuk
pengunjung di obyek wisata ini,
misalnya memperluas lahan restoran,
menambah jumlah toilet umum
serta membangun penginapan. Dia
berharap penambahan fasilitas
tersebut dapat memaksimalkan
kenyamanan pengunjung dan
meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan di masa yang akan datang.
(lau)
JELAJAH